Prabowo dukung pengurangan subsidi dan naikkan harga BBM

Kenaikan harga bahan bakar minyak tampaknya masih menjadi agenda rutin di tiap pemerintahan baru, setidaknya pasca era Orde Baru ada 17 kali perubahan harga BBM termasuk yang terbaru oleh Presiden Jokowi.





Tak terkecuali jika Prabowo Subianto memenangkan pemilu dan menjadi Presiden RI. Hal serupa juga akan dilakukan mengingat pandangannya mengenai anggaran subsidi BBM terlalu besar dan membebani.

Seperti yang dikutip dari detikFinance berikut, Jakarta - Dalam dialog dengan Kamar Dagang dan Industri pekan lalu, Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 1, menyebutkan komitmennya untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Prabowo punya target minimal separuh subsidi BBM bisa ditekan dalam waktu 3 tahun.

Menurut Sandiaga Uno, salah satu tim sukses Prabowo, langkah mengurangi subsidi BBM memang sangat dibutuhkan. "Anggaran subsidi saat ini sangat besar dan membebani negara. Sementara kita tahu BBM subsidi itu banyak yang tidak tepat sasaran," katanya saat dihubungi detikFinance di Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Cara yang akan ditempuh Prabowo, lanjut Sandiaga, adalah menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap. "Satu-satunya cara kurangi anggaran subsidi BBM itu hanya dengan menaikkan harga. Kalau Pak Prabowo jadi presiden, kenaikannya akan bertahap," ungkapnya.

Sandiaga menambahkan, kebijakan subsidi kepada barang memang sangat berpotensi tidak tepat sasaran. Subsidi ini bisa dinikmati siapa saja, termasuk mereka yang mampu. Oleh karena itu, menurut Sandiaga, Prabowo punya program untuk mengalihkan subsidi kepada mereka yang memang membutuhkan.

"Jadi nanti jika harga BBM naik, tentu dari pemerintah akan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada rakyat miskin, seperti yang dilakukan pemerintah saat ini. Tentu akan lebih diperbaiki penyaluran BLT itu, agar benar-benar sampai ke rakyat miskin," kata Sandiaga.

Soal besaran BLT yang akan diberikan, Sandiaga belum bisa bicara banyak. "Besarannya nanti pasti akan dirapatkan lagi jika Pak Prabowo jadi presiden," ujarnya.

Seperti diketahui, anggaran subsidi BBM tahun ini sudah mencapai Rp Rp 246,5 triliun, naik Rp 35,8 triliun dari perkiraan sebelumnya. Subsidi lain yang jumlahnya juga cukup besar adalah listrik, yang mencapai Rp 103,8 triliun.

Besarnya subsidi energi, yaitu BBM dan listrik, membuat pemerintah terpaksa melakukan penghematan belanja Rp 43 triliun. Pemangkasan belanja menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin melambat.

Akhir pekan lalu, Prabowo dalam dialog dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan harus ada solusi cepat untuk mengatasi subsidi BBM karena sangat tidak produktif. "Ini adalah masalah yang mendesak, mau tak mau kita harus mengalihkan subsidi yang begitu besar yang tidak produktif dan justru akan membebani ekonomi keseluruhan," tegasnya di Djakarta Teater, Jakarta, Jumat (20/6/2016).

Dalam implementasinya, menurut Prabowo, harus dilakukan dengan sistematis. Meski subsidi dialihkan, kalangan masyarakat yang miskin harus tetap dilindungi.

"Intinya, kalau pun yang kita lakukan adalah kurangi subsidi, tapi melindungi kelompok masyarakat yang miskin dan lemah. Istilahnya adalah mengalihkan ke saran tertentu, targetted" jelas Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus itu menjanjikan subsidi BBM bisa ditekan cukup signifikan dalam waktu 3 tahun. "Perhitungan kita, bisa setengah sampai 2/3 dalam 3 tahun bisa turunkan subsidi dan dalam 5 tahun kita bisa minimalkan subsidi," katanya.

Seperti diketahui, pada Senin 17 November 2014, Presiden Jokowi resmi menaikkan harga BBM dari Rp. 6.500 menjadi Rp. 8.500 per liter sedangkan untuk jenis solar dari yang semula Rp. 5.500 menjadi Rp. 7.500 per liter. Harga baru efektif per tanggal 18 November 2014. (Baca: BBM Naik, inilah perbandingan harga antar negara tetangga)
Previous
Next Post »
Thanks for your comment